Wong menambahkan bahwa kenaikan harga emas kemarin dari posisi terendah menunjukkan bahwa investor dan spekulan jangka pendek sedang melakukan bargain-hunting atau beli saat harga turun dan memicu short-covering atau menutup posisi short juga. "Penutupan di atas US$ 1.725 per ons akan dianggap kunci pembalikan," kata dia. Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia turun 0,28% setelah mencapai level tertinggi hampir empat minggu. Pelemahan kurs dolar menyebabkan emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Mendukung emas, imbal hasil US Treasury acuan turun dari level tertinggi dalam satu tahun. Sementara Wall Street kemarin pun turun. Tiga indeks utama pasar saham AS kompak melemah. "Dilema utama saat ini untuk kenaikan emas adalah kenaikan imbal hasil Treasury AS jangka pendek," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures. Haberkorn mengungkapkan bahwa Federal Reserve bersikap sangat akomodatif dengan stimulus, dengan suku bunga rendah untuk jangka waktu yang lama. "Tapi saat ini kita harus menghadapi kenaikan suku bunga jangka pendek ini," ungkap dia.
Rifanfinancindo || Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Tapi imbal hasil yang lebih tinggi mengancam status tersebut karena meningkatkan opportunity cost untuk memegang emas batangan. Pelaku pasar terus mencermati kelanjutan stimulus US$ 1,9 triliun, yang akan dibahas di Senat AS minggu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar