Rabu, 24 Juni 2020

Unstoppable! Harga Emas Rekor Lagi, Sudah Dekati US$ 1.800

Jakarta, Rifanfinancindo ||  - Lonjakan kasus baru infeksi virus corona di berbagai belahan dunia membuat emas terus melanjutkan relinya. Kini harga emas cetak rekor tertinggi lagi untuk tahun ini dan kian dekati US$ 1.800.

Harga emas sejak Jumat pekan lalu (19/6/2020) hingga hari ini terus melesat tajam. Pada 08.25 WIB, Rabu (24/6/2020) harga emas dunia di pasar spot menguat 0,31% ke US$ 1.771,9/troy ons. Ini merupakan harga tertinggi dalam tujuh setengah tahun terakhir.

Dalam dua pekan terakhir Texas, Arizona dan Nevada terus mencetak rekor kasus infeksi baru. Sementara itu Reuters melaporkan ada 10 negara bagian AS lain yang juga melaporkan adanya kenaikan kasus mulai dari Florida hingga Arizona.

Kasus di AS meningkat hingga 25% pada pekan yang berakhir di 21 Juni 2020 dibanding minggu sebelumnya. Kenaikan jumlah kasus ini membuat investor was-was kalau gelombang kedua wabah benar-benar terjadi.

Meskipun ada kekhawatiran yang meliputi pasar. Namun penasihat ekonomi Gedung Putih Lary Kudlow mengatakan bahwa tidak ada gelombang kedua wabah di Negeri Paman Sam.

"Memang ada beberapa hotspot, kami terus menanganinya dan kami sekarang tahu caranya. Kita sudah bertahan dan melalui musim dingin, tidak ada second wave yang bakal datang," tegas Kudlow.

Sementara menurut Presiden AS ke-45 Donald Trump, peningkatan kasus lebih diakibatkan oleh peningkatan tes yang dilakukan. Hal ini diungkapkan mantan taipan properti AS itu lewat akun twitternya.

"Kasus naik di AS karena kita melakukan tes jauh lebih banyak dari negara lain dan terus meningkat" cuit Trump. "Dengan jumlah tes yang sedikit maka kita akan punya kasus yang lebih rendah pula" tambahnya.

Bagaimanapun juga ancaman gelombang kedua wabah memang jadi risiko yang harus diwaspadai mengingat vaksin yang efektif sampai saat ini belum tersedia untuk publik.

Meski dini hari tadi Wall Street ditutup dengan penguatan akibat data ekonomi yang bagus. Logam mulia emas masih menjadi instrumen investasi yang menarik dan layak dimasukkan ke dalam portofolio.

Data penjualan rumah baru AS memang ciamik. Penjualan rumah baru pada Mei 2020 melonjak 16,6% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 676.000 unit. Jauh di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan pertumbuhan 2,9%.

Banyak pihak yang optimis bahwa ekonomi AS sedang berada di fase pemulihan. Namun risiko ketidakpastian seputar wabah masih ada. Hal ini membuat investor mencari suaka ke aset safe haven, emas lah pilihannya.

Menambah sentimen positif untuk emas, pemerintah dan bank sentral masih akan menggelontorkan stimulus untuk menyelamatkan perekonomian. Kubu Partai Demokrat di House of Representatives (salah satu kamar di parlemen AS) menyampaikan proposal stimulus infrastruktur senilai US$ 1,5 triliun.

Rencananya, stimulus ini akan digunakan untuk pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, energi, sekolah dan berbagai proyek lain.Pembahasan akan segera dimulai, dan apabila berjalan mulus akan disahkan dalam beberapa pekan ke depan.

Ketua House of Representaives (DPR AS) Nancy Pelosi mengungkapkan akan memperjuangkan pengesahan proposal ini sebelum reses pada 4 Juli.

Dengan adanya banjir stimulus fiskal dan moneter serta suku bunga rendah, maka kemungkinan inflasi yang tinggi ke depan terbuka lebar. Investor sedang mencari aset lindung nilai (hedging) terhadap depresiasi mata uang dan emas lah pelariannya.

Emas memang dilirik oleh investor di tengah kondisi yang serba tidak pasti seperti sekarang ini. Sehingga wajar saja jika harganya ikut terdongkrak. Apabila harga emas terkoreksi untuk sementara waktu, itu justru dimanfaatkan investor untuk membeli aset ini.

Rifanfinancindo || Ke depan prospek jangka panjang emas masih menarik. Dengan harga emas di posisi saat ini, maka bukan tak mungkin bahwa emas bisa menyentuh level US$ 1.800/troy ons dalam waktu dekat. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar