JAKARTA - Rifan Financindo || Harga emas kembali menguat menembus level psikologis USD1.800 pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Emas menguat karena dolar mundur setelah kenaikan inflasi AS yang lebih lambat dari perkiraan menyebabkan ketidakpastian atas jadwal Federal Reserve AS untuk mengurangi stimulus moneternya (tapering).
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak USD12,7 atau 0,71%, menjadi ditutup pada USD1.807,10 per ounce.
"Emas sedang mempermainkan level 1.800 dolar AS per ounce menyusul data inflasi AS yang sedikit lebih lemah dari perkiraan," kata Suki Cooper, analis
logam mulia di Standard Chartered Bank, menambahkan "latar belakang makro tetap kondusif untuk kenaikan harga lebih lanjut."
Indeks Harga Konsumen (IHK) inti AS naik tipis 0,1% pada Agustus, meleset dari ekspektasi untuk kenaikan 0,3%, dan mengakibatkan dolar AS melemah. Itu adalah kenaikan terkecil sejak Februari dan mengikuti kenaikan 0,3% pada Juli.
"Sementara pengumuman tapering tidak mungkin sampai pertemuan FOMC November, pertemuan September akan memperkenalkan proyeksi staf, atau 'titik' untuk 2024. Titik 2024 dapat mencerminkan dua kenaikan suku bunga 2023," tambah Cooper.
Data inflasi dapat memperkuat pandangan bahwa Fed mungkin akan memperlambat langkah-langkah dukungan ekonomi dan mempertahankan suku bunga rendah. Suku bunga yang lebih rendah menurunkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Melesetnya (data AS) ini adalah kabar baik untuk emas, karena membuat pengumuman tapering September dari Fed lebih kecil kemungkinannya," kata Ed Moya, analis pasar senior di broker OANDA.
Rifan Financindo || Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 8,9 sen atau 0,37%, menjadi ditutup pada USD23,885 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun USD18,8 atau 1,96% menjadi ditutup pada USD938,7 per ounce.
Baca juga :
pt rifan financindo
rifanfinancindo
rifan financindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar