Turunnya harga emas juga merupakan jenis koreksi setelah naik selama empat hari berturut-turut dan mencapai level tertinggi sejak 10 Februari.
"Jika imbal hasil (obligasi pemerintah AS) terus naik, ini dapat menyeret logam mulia lebih rendah meskipun ada suasana risk-off (penghindaran risiko)," kata Analis Riset Senior FXTM, Lukman Otunuga, dikutip dari Antara, Rabu (12/5/2021).
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan naik untuk hari ketiga berturut-turut, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan suku bunga. "Indeks dolar AS melemah hari ini. Itu positif untuk pasar logam mulia, jadi saya tidak akan terkejut melihat penurunan ini sebagai peluang membeli untuk pedagang berjangka jangka pendek," kata Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, mencapai level terendah lebih dari dua bulan di sesi ini, membantu emas mengurangi kerugian sebelumnya. Investor juga menunggu indeks harga konsumen AS, untuk melihat apakah Federal Reserve akan mulai mengubah sikap kebijakannya terhadap inflasi. Pada saat stimulus pemerintah besar-besaran, emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap potensi inflasi.
Pejabat Fed melihat inflasi yang lebih tinggi, lebih banyak pertumbuhan upah dan beberapa bulan kenaikan lapangan kerja yang kuat sebelum mereka mempertimbangkan untuk menyesuaikan kebijakan moneter, Presiden Chicago Fed Bank Charles Evans mengatakan pada Senin (10/5/2021)."Bullish tetap memegang kendali selama USD1.800 terbukti menjadi level dukungan yang andal. Penutupan mingguan yang solid di atas USD1.840 dapat menandakan pergerakan lebih tinggi menuju kisaran USD1.855 dan USD1.870," kata Otunuga dari FXTM.
Rifanfnancindo || Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 17,5 sen atau 0,64% menjadi USD27,677 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun USD24,3 atau 1,92% menjadi USD1.241,2 per ounce.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar