Senin, 18 Januari 2021

Ketersediaan Vaksin Covid Bisa Bikin Harga Emas Jadi Berkarat

 JAKARTA - PT Rifan Financindo ||  Prospek ketersediaan vaksin Covid-19 yang segera mungkin dan efektif dapat membatasi ruang untuk kenaikan harga emas dalam jangka menengah. Vaksin memunculkan kekhawatiran berkurangnya stimulus moneter.Menurut Senior Investment Strategist, OCBC Bank Vasu Menon kekhawatiran bahwa perkembangan vaksin dapat memperlambat atau mengurangi kebutuhan akan stimulus moneter lebih lanjut, menyebabkan kenaikan imbal hasil AS yang lebih tinggi dan harga emas yang lebih rendah.

"Namun, masih terlalu dini untuk menyerah pada emas. Kami yakin pendorong utama emas, pelemahan USD dan suku bunga riil yang rendah kemungkinan akan memberikan dukungan selama beberapa tahun mendatang," kata Menon di Jakarta, Senin (18/1/2021).Dia pun memperkirakan depresiasi USD dapat berlanjut hingga 2021. Kebijakan The Fed yang lebih rendah untuk jangka panjang akan mempertahankan USD, sebagai mata uang pendanaan pilihan.

"Dengan kata lain, suku bunga AS yang rendah membuatnya menarik bagi investor asing untuk melakukan lindung nilai terhadap aset dalam mata uang USD untuk menjaga dari penurunan greenback," beber dia.Dirinya juga positif pada emas karena kebijakan Fed yang lebih rendah untuk jangka panjang akan membantu membatasi kenaikan imbal hasil AS jangka panjang. Emas harus mendapat keuntungan dari prospek reflasi yang lebih baik yang mendorong ekspektasi inflasi dan menjaga suku bunga riil negatif.

"Kami mendukung pendekatan pembelian saat turun dan memperkirakan harga emas akan cenderung lebih tinggi ke USD2.100 dalam waktu 6 hingga 12 bulan," imbuh dia. Harga emas turun pada Senin (18/01) pagi seiring penguatan dolar AS kendati ekspektasi meningkatnya langkah-langkah stimulus lanjutan di Amerika Serikat.Harga emas berjangka turun 0,16% di $1.826,90 per ons pukul 11.39 WIB dan XAU/USD melemah tipis 0,01% di $1.828,36 menurut data Investing.com. Adapu dolar AS beranjak naik 0,09% di 90,840.

Dari tanah air, harga emas Antam (JK:ANTM) turun Rp4.000 dari Rp948.000 pada hari Minggu menjadi Rp944.000 pagi ini menurut laman Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia pukul 08.20 WIB.Persiapan saat ini sedang dilakukan untuk pelantikan Presiden terpilih AS Joe Biden dan pemerintahannya pada hari Rabu. Bersamaan dengan mendorong langkah-langkah stimulus senilai $1,9 triliun yang ia ungkapkan selama pekansebelumnya, Biden menambahkan pada hari Jumat bahwa ia ingin memberikan suntikan vaksin bagi 100 juta warga Amerika selama 100 hari pertamanya ia menjabat.

Dari data, data ekonomi AS yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan bahwa penjualan ritel inti mengalami kontraksi sebesar 1,4% bulan ke bulan di Desember, yang lebih besar dari kontraksi 0,1% dalam perkiraan yang disiapkan oleh Investing. com dan kontraksi 1,3% tercatat di bulan November.Indeks Harga Produsen (PPI) tumbuh 0,3% periode bulanan di Desember, sementara penjualan ritel mengalami kontraksi 0,7% untuk periode bulanan di bulan yang sama.

China juga merilis data ekonomi pada hari sebelumnya yang menunjukkan bahwa produksi industri tumbuh 7,3% setahun di Desember, di atas 6,9% menurut perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com, dan pertumbuhan 7% terlihat pada November, menurut data yang dirilis pada hari sebelumnya.Data juga menunjukkan bahwa PDB naik 6,5% setahun di kuartal IV, di atas perkiraan pertumbuhan 6,1% dan pertumbuhan 4,9% di kuartal III. PDB juga tumbuh 2,6% kuartal ke kuartal, kali ini di bawah perkiraan 3,2% dan pertumbuhan 2,7% terlihat selama kuartal sebelumnya.

PT Rifan Financindo || 
Emas fisik di China, salah satu konsumen logam kuning teratas di dunia, dijual dengan harga premium kecil untuk pertama kalinya sejak awal 2020 pada minggu sebelumnya, karena meningkatnya permintaan menjelang libur Tahun Baru China mendatang. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar