Senin, 18 Oktober 2021

Saham Asia Pasifik Melemah, PDB China Tumbuh Lebih Rendah dari Ekspektasi

  Rifan Financindo || Saham-saham di Asia Pasifik mayoritas bergerak turun pada Senin (18/10) pagi seiring terus melonjaknya harga energi sehingga menambah kekhawatiran atas tekanan inflasi.

Shanghai Composite China turun 0,46% di 3.555,77 pukul 09.48 WIB menurut data Investing.com dan SZSE Component turun 1,07% di 14.260,98. Data yang dirilis sebelumnya mengatakan PDB tumbuh lebih kecil dari perkiraan sebesar 0,2% kuartal ke kuartal dan 4,9% tahun ke tahun pada kuartal III tahun 2021.

Produksi industri tumbuh 3,1% tahun ke tahun, penjualan ritel tumbuh 4,4% tahun ke tahun di bulan September dan tingkat pengangguran berada di 4,9%.Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,74% ke 25.143,00. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali naik 0,23% di 6.648,87 pukul 10.09 WIB.

Nikkei 225 Jepang turun 0,29% di 28.985,50 dan KOSPI Korea Selatan turun tipis 0,17% ke 3.009,86.Di Australia, ASX 200 naik 0,21% ke 7.377,80 pukul 09.53 WIB.

Saat data China yang diawasi ketat untuk mengukur tingkat keparahan krisis energi global di negara itu, Gubernur People’s Bank of China Yi Gang mengatakan pada hari Minggu ekonomi China "berjalan dengan baik", tetapi menghadapi tantangan seperti risiko gagal bayar untuk perusahaan-perusahaan tertentu karena "salah urus".

Namun, risiko yang ditimbulkan terhadap ekonomi dan sistem keuangan China dari masalah utang Grup China Evergrande (HK:3333) dapat diatasi, tambahnya.

Sementara itu, di Selandia Baru, indeks harga konsumen tumbuh lebih tinggi dari perkiraan 4,9% tahun ke tahun dan 2,2% kuartal ke kuartal pada kuartal III.

Meskipun minat risiko mengalami peningkatan, kekhawatiran tentang inflasi di tengah berlanjutnya krisis energi global dan pemulihan ekonomi yang tidak merata dari COVID-19 terus membebani sentimen investor. Ini terjadi kala bank sentral utama bersiap untuk memulai pengurangan aset.

“Sentimen benar-benar menjadi sangat bearish. Pasar merasa cukup berani dengan fakta bahwa kita mungkin akan melihat beberapa hasil pendapatan yang cukup kuat dari perusahaan AS pada kuartal ini,” analis pasar IG Group Kyle Rodda mengatakan kepada Bloomberg.

“Tetapi masalah jangka panjang tetap apa yang terjadi dengan kejutan pasokan global yang disebabkan oleh COVID-19, tekanan inflasi yang muncul dari itu, dan garis yang sangat tipis yang Federal Reserve AS lakukan untuk mencoba dan mengurangi risiko inflasi ini, sementara pada saat yang sama tidak menghambat pemulihan atau melemahkan kekuatan pasar keuangan.”

Rifan Financindo || Ketua Fed Jerome Powell akan mengambil bagian dalam diskusi panel kebijakan pada hari Jumat. Gubernur Bank of England Andrew Bailey mengatakan bank sentral "harus bertindak" untuk mengendalikan tekanan inflasi dan mengingatkan bahwa biaya energi yang lebih tinggi akan berarti tekanan harga akan terus berlanjut.


 

Baca juga :
pt rifan financindo
rifanfinancindo
rifan financindo

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar